Hai Sobat DP....!
kali ini saya akan posting teori-teori tentang validitas. Mudah-mudahan bermanfaat buat sobat semuanyaππππ
Konsep Validitas
Menurut Saifuddin Azwar dalam bukunya Reliabilitas dan
Validitas tahun 2014 terbitan Pustaka Pelajar Jakarta. Validitas mengacu pada
aspek ketepatan dan kecermatan hasil pengukuran.
Nah, pengukuran itu sendiri berfungsi untuk mengetahui seberapa
banyak pemahaman yang dimiliki oleh seseorang yang kita ukur. Disini, hal yang
perlu dipahami terlebih dahulu adalah validitas berkenaan dengan alat ukur
bukan ukurnya tersendiri. Contoh, untuk memasak beras menjadi nasi kita perlu
takaran. Nah takaran itulah validitas dan beras tadi adalah ukurannya.
Masih dari buku Saifuddin Azwar, Tipe validitas secara
tradisional dapat di golongkan dalam tiga kategori besar, yaitu:
·
Validitas Isi (Content Validity)
·
Validitas Konstrak (Construct Validity)
·
Validitas Berdasarkan Kriteria (Criterion-Related Validity)
1.
Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi merupakan validitas yang
diestimasi lewat pengujian terhadap kelayakan dan relevansi isi tes melalui
analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau melalui expert judgement.
Secara lebih spesifik lagi nich Sobat DP,
Validitas isi dapat dibedakan menjadi dua tipe.
Yang pertama:
Face Validity
(Validitas Tampang), Nah validitas tampang ini adalah bukti validitas yang
walaupun penting, namun paling rendah signivikasinya dikarenakan hanya
didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan (appearance) tes dan keseuaian konteks aitem dengan tujuan ukuran
tes.
Walau demikian Validitas Tampang ini
bukannya tidak penting, validitas tampang tetap penting karena tes yang
memiliki validitas tampang yang tinggi akan memancing motivasi individu yang di
tes untuk menghadapi tes tersebut dengan bersungguh-sungguh.
Yang kedua:
Validitas Logis atau bisa juga disebut dengan
Validitas Sampling (Sampling Validity),
hal ini dikarenakan validitas ini menunjuk pada sejauh mana aitem tes merupakan
representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak di ukur.
2.
Validitas Konstrak
Menurut Allen dan yen 1979, (dalam buku
saifuddin Azwar) Validitas konstrak adalah validitas yang menunjukkan
sejauhmana hasil tes mampu mengungkapkan suatu trait atau suatu konstrak
teoritik yang hendak diukurnya. Konsep validitas konstrak ini sangat berguna
pada tes yang mengukur trait yang tidak memiliki kriteria eksternal.
Menurut
magnusson 1967, dukungan terhadap adanya validitas konstrak dapat dicapai
melalui beberapa cara, yaitu:
a.
Studi mengenai perbedaan antar kelompok-kelompok
yang menurut teori harus berbeda
b.
Studi mengenai pengaruh perubahan dalam diri
individu dan lingkungan terhadap hasil tes
c.
Studi mengenai korelasi di antara berbagai
variabel yang menurut teori mengukur aspek yang sama.
d.
Studi korelasi antar aitem atau antar belahan
tes.
Validitas
konstruk (construct validity) menunjuk pada sejauh mana instrumen mampu
mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang akan di ukur,
Uno (2012 : 152). Selain itu, validitas konstruk juga dapat mengukur sikap,
minat konsep diri dan gaya kepemimpinan seperti yang diungkapkan (Matondang, 2009)
“validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen yang dimaksudkan mengukur
variabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal seperti instrumen untuk
mengukur sikap, minat konsep diri, lokus kontrol, gaya kepemimpinan, motivasi
berprestasi, dan lain-lain, maupun yang sifatnya performansi maksimum seperti
instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat), inteligansi (kecerdasan
intelektual), kecerdasan, emosional dan lain-lain.
3.
Validitas Berdasarkan Kriteria
Validitas tes berdasarkan kriteria mempunyai
prosedur yang menghendaki tersedianya kriteria eksternal yang dapat dijadikan
dasar pengujian skor tes.
Prosedur validasi berdasarkan kriteria
menghasilkan salah satu diantara dua macam validitas,
Yang pertama:
Validitas prediktif (predictive Validity), Validitas prediktif sangat penting artinya
bila tes dimaksudkan untuk berfungsi sebagai prediktor bagi performans di waktu
yang akan datang.
Prosedur Validitas prediktif biasanya
memerlukan waktu yang lama dan mungkin pula biaya yang tidak sedikit,
dikarenakan prosedur ini pada dasarnya bukan kerja yang dianggap selesai
setelah melakukan sekali prosedur analisis, melainkan lebih merupakan suatu
kesnambungan dalam proses pengembangan suatu tes.
Yang kedua:
Validitas Konkuren, Validitas Konkuren
merupakan indikasi dari validitas yang layak ditegakkan bila tes tersebut
dirancang untuk berfungsi sebagai prediktor dan ia merupakan validitas yang
sangat penting dalam situasi diagnostik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar