iklan

Selasa, 25 Juli 2017

Active Learning

Pengertian Active Learning
Menurut (Hosnan, 2013 : 208) Active Learning adalah proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga ia betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Salah satu cara agar peserta didik aktif dalam belajar adalah dengan membuat kelompok praktikum pada materi-materi yang memerlukan praktikum. Nah, dengan model pembelajaran yang mengharuskan peserta didik bergerak, maka peserta didik akan bergairah atau termotivasi dalam belajar. Karena model pembelajaran ini tidak hanya 3D (Duduka, Diam, Dengar)😱😱 

Masih Menurut Hosnan (2013 : 208) Active Learning mengharuskan peserta didik berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan melibatkan diri dalam beberapa jenis kegiatan dimana secara fisik mereka merupakan bagian dari pembelajaran tersebut. Makanya model pembelajaran Active Learning ini dianggap cocok digunakan dalam pembelajaran berbasis praktikum, Baik itu Praktikum Sains maupun Sosial.


Karakteristik Model Pembelajaran Active Learning
Pembelajaran Active Learning mempunyai beberapa karakteristik. Menurut Bonwel (dalam Hosnan, 2013 : 210) Active Learning mempunyai karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar, melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik dan permasalahan yang dibahas.
2) Peserta didik tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif, tetapi mengerjakan sesuatu sesuai dengan materi pelajaran.
3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran
4) Peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi.
5) Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Proses pembelajaran menggunakan model Active Learning memungkinkan peserta didik untuk lebih banyak berinteraksi antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya di dalam satu kelompok. Pada saat inilah kemampuan Peserta didik dalam membagi pengetahuan, bertukar pendapat, salaing mengahrgai dan saling mendengarkan dapat kita nilai.

Hal tersebut juga dapat meningkatkan kerjasama antar peserta didik baik dari sikap sosial, bertanggung jawab dan saling menghormati antar peserta didik. 

Kelebihan dan Kekurangan Model Active Learning
Semua model pembelajaran tentu akan ada kelebihan dan kekurangan. demikian juga dengan Acktive Learning, berikut beberapa kelebihan dalam menerapkan model pembelajaran Active Learning Menurut Hosnan (2013 : 216) yaitu:

1) Peserta didik lebih termotivasi
Pendekatan Active Learning memungkinkan terjadinya pembelajaran yang menyenangkan. Suasana yang menyenangkan merupakan faktor motivasi peserta didik. Lebih mudah menyampaikan materi ketika peserta didik menikmatinya. Dengan melakukan hal yang sedikit berbeda, peserta didik akan lebih termotivasi untuk berpartisipasi dalam pembelajaran.

2) Mempunyai lingkungan yang aman
Kelas atau laboratorium merupakan tempat dimana terjadi percoban-percobaan serta kegagalan-kegagalan. Kita tidak hanya membolehkan terjadinya hal-hal tesebut, tetapi juga memberi semangat bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Risiko harus diambil untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. Pendidik dapat menyediakan lingkungan yang aman melalui modelling atau pengaturan batas-batas perilaku dalam kelas. 

3) Partisipasi oleh semua kelompok belajar
Peserta didik adalah bagian dari rencana pelajaran. Informasi tidak diberikan pada peserta didik, tetapi peserta didik mencarinya. Beberapa kegiatan mungkin membutuhkan kekuatan, kecerdasan, dan beberapa yang lain mungkin membutuhkan peserta didik untuk menjadi bagiannya. Semua mempunyai tempat dan berkontribusi berdasarkan karakteristik masing-masing.

4) Setiap orang bertanggung jawab dalam kegiatan belajarnya sendiri
Setiap orang bertanggung jawab untuk memutuskan apakah sesuatu hal tepat untuk mereka. Setiap orang dapat menginterpretasikan tindakan-tindakan untuk mereka sendiri dan mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi mereka.

5) Kegiatan bersifat fleksibel dan ada relevansinya
Peraturan dan bahasa boleh diubah menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Dengan membuat perubahan, kita dapat melakukan kegiatan yang relevan dengan berbagai usia kelompok yang bervariasi dengan mengeksplorasi konsep yang sama. 

6) Reseptif meningkat
Dengan menggunakan Active Learning sebagai pendekatan dalam pembelajaran dimana penerapan dari prinsip-prinsip diekspresikan oleh peserta didik, informasi menjadi lebih mudah untuk diterima dan diterapkan. 

7) Pendapat induktif distimulasi
Jawaban atas pertanyaan tidak diberikan, tetapi dieksplorasi. Pertanyaan dan jawaban muncul dari peserta didik selama kegiatan pembelajaran. Trial and error digunakan untuk berbagai kegiatan.

8) Partisipasi mengungkapkan proses berpikir mereka
Sementara kegiatan diskusi berlansung, pendidik dapat mengukur tingkat pemahaman peserta didik. Dengan demikian, pendidik dapat berkonsentrasi pada hal-hal yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan.

9) Memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan
Jika peserta didik melakukan kesalahan yang menyebabkan kegagalan, hentikan kegiatan dan pikirkan alternatif lain dan mulai lagi kegiatan. Dengan demikian, peserta didik dapat belajar bahwa kesalah dapat menjadi sesuatu hal yang menguntungkan dan membimbing kita menjadi lebih baik

10) Memberi kesempatan untuk mengambil resiko
Peserta didik merasa bebas untuk berpartisipasi dan belajar melalui keterlibatan mereka karena mereka tahu bahwa kegiatan yang dilakukan merupakan simulasi. Mengambil risiko merupakan hal yang sulit dalam masyarakat yang mengidolakan pemenang. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi tanpa tekanan untuk menjadi pemenang, kita telah memberi kebebasan untuk mencoba tanpa merasa malu untuk melakukan kesalahan. 

Setelah saya bahas kelebihan, kini saatnya anda membaca kekurangannya!
Namun, dalam beberapa kekurangan tersebut tidak akan jadi masalah bila diterapkan atau dikombinasikan dengan praktikum.

Masih Menurut Hosnan (2013 : 217) kekurangan model Active Learning, yaitu:
1) Keterbatasan waktu
Waktu yang disediakan untuk pelajaran sudah ditentukan sebelumnya, sehingga untuk kegiatan pembelajaran yang memakan waktu lama akan terputus menjadi dua atau tiga kali pertemuan.

2) Kemungkinan bertambahnya waktu untuk persiapan
Waktu yang digunakan untuk persiapan kegiatan akan bertambah, baik waktu untuk merancang kegiatan maupun untuk mempersiapkan agar peserta didik siap untuk melakukan kegiatan.

3) Ukuran kelas yang besar (Tidak masalah jika kita menggunakan Laboratorium)
Kelas yang mempunyai jumlah peserta didik yang relatif banyak akan mempersulit terlaksananya kegiatan pembelajaran dengan Active Learning. Kegiatan diskusi tidak akan dapat memperoleh hasil yang optimal.

4) Keterbatasan materi, peralatan dan sumber daya
Keterbatasan materi, peralatan yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran, serta sumber daya akan menghambat kelancaran penerapan Active Learning dalam pembelajaran.

5) Risiko penerapan Active Learning
Hambatan terbesar adalah keengganan pendidik untuk mengambil berbagai risiko, diantaranya risiko peserta didik tidak akan berpartisipasi, menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi atau mempelajari konten yang cukup. Pendidik takut untuk dikritik dalam mengajar, merasa kehilangan kendali kelas serta keterbatasan keterampilan.

Sekarang saya akan lanjutkan untuk memaparkan bagaimana langkah kerja dari model Active Learning,..

Langkah-langkah Active Learning
Langkah-langkah pembelajaran Active Learning dapat disesuaikan dengan proses pembelajaran yang sedang dilakukan. Menurut Hosnan (2013 : 218) Active Learning dapat dilakukan dengan pendekatan SAVI. SAVI itu bukan kepanjangan dari Selalu Ada Via Internet ya sobat DPπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜±πŸ˜­πŸ˜­, tapi kepanjangan dari, lihat kebawahπŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡

1) Somatis : Belajar dengan bergerak dan berbuat
2) Auditori : Belajar dengan berbicara dan mendengar
3) Visual : Belajar dengan mengamati dan menggambarkan
4) Intelektual: Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung

Pendekatan SAVI ini merupakan pendekatan yang tepat apabila digunakan dalam proses belajar mengajar secara praktikum. Apalagi dengan menggabungkannya dengan praktikum ditambah sedikit kreativitas dan keahlian dalam mengelola kelas, dipastikan sobat DP akan berhasil menciptakan peserta didik yang akan selalu senang dengan pelajaran yang ada ajarkanπŸ’•πŸ’•πŸ’• 

Sampai jumpa dipostingan selanjutnya ya sobat DP!
by 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kelebihan dan kekurangan komik sebagai media pembelajaran

Kelebihan dan kekurangan Komik Menurut Rohani (1997:21) Media komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dipahami,...