iklan

Jumat, 30 November 2018

Pengertian Hasil belajar


Hasil Belajar
1.         Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan atau hasil belajar. Setiap proses belajar mengajar, tentunya guru selalu memacu pada tujuan pembelajaran untuk dapat mencapai hasil belajar peserta didik yang maksimal dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh sekolah. Akan tetapi tidak mudah untuk mencapai hasil belajar yang maksimal yang sesuai dengan yang diharapkan. Hasil belajar merupakan sesuatu yang ada oleh perilaku belajar. Baik buruknya hasil belajar ditentukan oleh keterlibatan guru dan peserta didik. Meningkatkan hasil belajar adalah usaha ke arah menambah atau menambah atau memperbaiki hasil dari perbuatan belajar.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar. Dari hasil belajar tersebut guru dapat menilai apakah sistem pembelajaran yang diberikan berhasil atau tidak, untuk selanjutnya bisa diterapkan atau tidak dalam pembelajaran. Dengan hasil belajar tujuan pendidikan dapat diukur apakah telah tercapai ataukah belum tercapai. Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.[1] Hasil belajar peserta didik adalah hasil nilai ulangan harian peserta didik yang 18 diperoleh peserta didik dalam mata pelajaran Pengetahuan Sosial. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu.[2] Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.[3]
Lebih lanjut, Hasil Belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.[4] Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu pada pengalaman langsung.[5] Hasil belajar diklarifikasikan menjadi tiga ranah yaitu:
1) Hasil belajar ranah kognitif
Merupakan hasil belajar intelektual atau pengetahuan (kognisi) dimana di dalamnya mencakup enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2)  Hasil belajar ranah afektif
Merupakan hasil belajar yang sasarannya meliputi/ menyangkut sikap, penghargaan, nilai dan emosi. Ada lima jenjang dalam ranah afektif yaitu menerima, menanggapi, menilai, dan mengenali ciri karena kompleks nilai.

3)        Hasil belajar ranah psikomotorik
Merupakan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris yaitu gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan menghayati, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan komunikasi berkesinambungan.[6]

2.         Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut bisa bersal dari dalam diri peserta didik atau pengaruh dari luar (lingkungan sekitar, keluarga, teman, masyarakat, sekolah). Faktor- faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dan hasilnya adalah sebagai berikut:
1)    Kesiapan Belajar
Faktor kesiapan belajar baik fisik maupun psikologis, sikap guru yang penuh perhatian dan mampu menciptakan situasi kelas yang menyenangkan merupakan implikasi dari prinsip kesiapan ini.

2) Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek. Perhatian ini timbul karena adanya yang menarik sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

3) Motivasi
Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan suatu aktivitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuannya.

4)   Aktivitas Peserta didik
Aktivitas peserta didik dapat dilihat dari suasana belajar yang tercipta dalam proses pembelajaran yang berlangsung sehingga peserta didik aktif berperan.

5) Mengalami Sendiri
Sesuatu hal yang dilakukan sendiri akan memberikan hasil belajar yang lebih mendalam.

6)   Pengulangan
Adanya latihan- latihan akan berarti bagi peserta didik untuk lebih meningkatkan kemampuan dan pemahaman materi.

7)   Balikan dan Penguatan
Balikan adalah masukan yang sangat penting bagi peserta didik maupun guru. Penguatan adalah tindakan yang menyenangkan dari guru terhadap peserta didik yang telah berhasil melakukan suatu perbuatan belajar.

8)  Perbedaan Individual
Karakteristik yang berbeda baik fisik maupun perbedaan tingkat kemampuan dan minat belajar memerlukan perhatian khusus agar perkembangan peserta didik tetap berlangsung baik, sesuai dengan kemampuan dari masing- masing peserta didik.
Hasil belajar yang maksimal dapat dicapai salah satunya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat prinsip pembelajaran yang berkualitas. Pendekatan pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karena itu guru pandai- pandai memilih pendekatan yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya. Selain itu juga untuk meningkatkan hasil belajar yang diinginkan maka guru harus menerapkan prinsip pembelajaran berkualitas yaitu:
1)        Pembelajaran berpusat pada peserta didik, bukan pada guru.
2)        Pembelajaran hendaklah diarahkan kepada belajar dengan melakukan, bukan belajar melalui mendengarkan.
3)        Menumbuhkan rasa ingin tahu, dan daya imajinasi pada peserta didik.
4)        Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
5)        Mengembangkan kreatifitas peserta didik.
6)        Mengembangkan kemampuan sosial.[7]
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar Fisika, diantaranya kesiapan belajar, perhatian, motivsi, aktivitas peserta didik, mengalami sendiri, pengulangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. Apabila salah satu dari faktor-faktor tersebut ada pada peserta didik maka pembelajaran tersebut tidak afektif, karena seseorang tidak dapat belajar hanya karena inteligensi dan bakatnya saja, tetapi kematangan pun sangat berpengaruh dan belajar tidak hanya dilakukan di sekolah bahkan keluarga serta lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar seseorang.

3.      Indikator Hasil Belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar peserta didik adalah mengetahui garis besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Indikator hasil belajar menurut Benjamin S.Bloom dengan Taxonomy of Education Objectives membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotorik.
1.        Ranah Kognitif
Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual) atau yang menurut Bloom merupakan segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi  yang dilambangkan dengan C (Cognitive)
1)    C1 (Pengetahuan/Knowledge)
Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi yang telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta khusus, konvensi, kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi. Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Tahap pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hapalan saja.

2) C2 (Pemahaman/Comprehension)
Pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami materi tertentu yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu :
a) Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain)
b) Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)
c) Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).
Tahap pemahaman, peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip maupun konsep.

3) C3 (Penerapan/Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada situasi nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara menggunakannya secara nyata. Tahap penerapan peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya.

4) C4 (Analisis/Analysis)
Analisis dapat dikatakan sebagai kemampuan menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa :
1. Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)
Analisis hubungan ( identifikasi hubungan)
Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi organisasi)
Tahap analisis peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan fakta serta menemukan hubungan sebab akibat.

5) C5 (Sintesis/Synthesis)
Sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik. Kemampuan ini dapat berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan yang utuh, dan seperangkat hubungan abstrak. Tahap sintesis peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan.

6) C6 (Evaluasi/Evaluation) Evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide, kreasi, cara atau metode. Tahap evaluasi seseorang dipandu untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan baru serta cara baru yang unik dalam analisis dan sintesis.


[1] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Putra, 2002), h. 3.
[2] Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 277.
[3] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar, (Bandung: Sinar Baru, 2010), h. 22.
[4] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 3.
[5] Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 115.
[6] Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, cet. 3, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 22.
[7] Linda Camphell, dkk, Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, (Depok: Intuisi Press, 2006), h. 43.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kelebihan dan kekurangan komik sebagai media pembelajaran

Kelebihan dan kekurangan Komik Menurut Rohani (1997:21) Media komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dipahami,...