Hasil Belajar
1.
Pengertian
Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses
untuk mencapai tujuan atau hasil belajar. Setiap proses belajar mengajar,
tentunya guru selalu memacu pada tujuan pembelajaran untuk dapat mencapai hasil
belajar peserta didik yang maksimal dan sesuai dengan standar yang telah
ditentukan oleh sekolah. Akan tetapi tidak mudah untuk mencapai hasil belajar
yang maksimal yang sesuai dengan yang diharapkan. Hasil belajar merupakan
sesuatu yang ada oleh perilaku belajar. Baik buruknya hasil belajar ditentukan
oleh keterlibatan guru dan peserta didik. Meningkatkan hasil belajar adalah
usaha ke arah menambah atau menambah atau memperbaiki hasil dari perbuatan
belajar.
Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima
pengalaman belajar. Dari hasil belajar tersebut guru dapat menilai apakah sistem
pembelajaran yang diberikan berhasil atau tidak, untuk selanjutnya bisa
diterapkan atau tidak dalam pembelajaran. Dengan hasil belajar tujuan
pendidikan dapat diukur apakah telah tercapai ataukah belum tercapai. Hasil
belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.[1] Hasil
belajar peserta didik adalah hasil nilai ulangan harian peserta didik yang 18
diperoleh peserta didik dalam mata pelajaran Pengetahuan Sosial. Ulangan harian
dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi
tertentu.[2] Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.[3]
Lebih lanjut, Hasil Belajar
merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.[4] Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta
didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat
perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil
belajar peserta didik yang mengacu pada pengalaman langsung.[5]
Hasil belajar diklarifikasikan menjadi tiga ranah yaitu:
1) Hasil belajar ranah
kognitif
Merupakan hasil
belajar intelektual atau pengetahuan (kognisi) dimana di dalamnya mencakup enam
aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat
aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
2) Hasil belajar ranah
afektif
Merupakan hasil
belajar yang sasarannya meliputi/ menyangkut sikap, penghargaan, nilai dan
emosi. Ada lima jenjang dalam ranah afektif yaitu menerima, menanggapi,
menilai, dan mengenali ciri karena kompleks nilai.
3)
Hasil belajar ranah
psikomotorik
Merupakan hasil
belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris
yaitu gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan menghayati,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan komunikasi
berkesinambungan.[6]
2.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut bisa bersal dari dalam diri
peserta didik atau pengaruh dari luar (lingkungan sekitar, keluarga, teman,
masyarakat, sekolah). Faktor- faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dan
hasilnya adalah sebagai berikut:
1) Kesiapan Belajar
Faktor kesiapan belajar baik fisik
maupun psikologis, sikap guru yang penuh perhatian dan mampu menciptakan situasi
kelas yang menyenangkan merupakan implikasi dari prinsip kesiapan ini.
2) Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga
psikis tertuju pada suatu objek. Perhatian ini timbul karena adanya yang
menarik sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
3) Motivasi
Motivasi adalah motif
yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan suatu aktivitas. Motif adalah
kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya melakukan
kegiatan tertentu untuk mencapai tujuannya.
4) Aktivitas
Peserta didik
Aktivitas peserta
didik dapat dilihat dari suasana belajar yang tercipta dalam proses
pembelajaran yang berlangsung sehingga peserta didik aktif berperan.
5) Mengalami
Sendiri
Sesuatu hal yang
dilakukan sendiri akan memberikan hasil belajar yang lebih mendalam.
6) Pengulangan
Adanya latihan-
latihan akan berarti bagi peserta didik untuk lebih meningkatkan kemampuan dan
pemahaman materi.
7) Balikan
dan Penguatan
Balikan adalah masukan
yang sangat penting bagi peserta didik maupun guru. Penguatan adalah tindakan
yang menyenangkan dari guru terhadap peserta didik yang telah berhasil
melakukan suatu perbuatan belajar.
8) Perbedaan
Individual
Karakteristik
yang berbeda baik fisik maupun perbedaan tingkat kemampuan dan minat belajar
memerlukan perhatian khusus agar perkembangan peserta didik tetap berlangsung
baik, sesuai dengan kemampuan dari masing- masing peserta didik.
Hasil belajar yang maksimal dapat
dicapai salah satunya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat
prinsip pembelajaran yang berkualitas. Pendekatan pembelajaran adalah suatu
prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karena itu guru
pandai- pandai memilih pendekatan yang sesuai dengan karakteristik peserta
didiknya. Selain itu juga untuk meningkatkan hasil belajar yang diinginkan maka
guru harus menerapkan prinsip pembelajaran berkualitas yaitu:
1)
Pembelajaran berpusat
pada peserta didik, bukan pada guru.
2)
Pembelajaran hendaklah
diarahkan kepada belajar dengan melakukan, bukan belajar melalui mendengarkan.
3)
Menumbuhkan rasa ingin
tahu, dan daya imajinasi pada peserta didik.
4)
Mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah.
5)
Mengembangkan
kreatifitas peserta didik.
6)
Mengembangkan
kemampuan sosial.[7]
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar Fisika,
diantaranya kesiapan belajar, perhatian, motivsi, aktivitas peserta didik,
mengalami sendiri, pengulangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
Apabila salah satu dari faktor-faktor tersebut ada pada peserta didik maka
pembelajaran tersebut tidak afektif, karena seseorang tidak dapat belajar hanya
karena inteligensi dan bakatnya saja, tetapi kematangan pun sangat berpengaruh
dan belajar tidak hanya dilakukan di sekolah bahkan keluarga serta lingkungan
sekitar juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar seseorang.
3. Indikator Hasil Belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan
hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai
akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik. Kunci pokok untuk
memperoleh ukuran dan data hasil belajar peserta didik adalah mengetahui garis
besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau
diukur. Indikator hasil belajar menurut Benjamin S.Bloom dengan Taxonomy of Education Objectives membagi tujuan pendidikan
menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotorik.
1.
Ranah Kognitif
Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep
atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir,
kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi,
penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual)
atau yang menurut Bloom merupakan segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi
menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi yang
dilambangkan dengan C (Cognitive)
1) C1 (Pengetahuan/Knowledge)
Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi yang telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta khusus, konvensi, kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi. Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Tahap pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hapalan saja.
2) C2 (Pemahaman/Comprehension)
Pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami materi tertentu yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu :
a) Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain)
b) Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)
c) Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).
Tahap pemahaman, peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip maupun konsep.
3) C3 (Penerapan/Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada situasi nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara menggunakannya secara nyata. Tahap penerapan peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya.
4) C4 (Analisis/Analysis)
Analisis dapat dikatakan sebagai kemampuan menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa :
1. Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)
Analisis hubungan ( identifikasi hubungan)
Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi organisasi)
Tahap analisis peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan fakta serta menemukan hubungan sebab akibat.
5) C5 (Sintesis/Synthesis)
Sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik. Kemampuan ini dapat berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan yang utuh, dan seperangkat hubungan abstrak. Tahap sintesis peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan.
6) C6 (Evaluasi/Evaluation) Evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide, kreasi, cara atau metode. Tahap evaluasi seseorang dipandu untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan baru serta cara baru yang unik dalam analisis dan sintesis.
Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi yang telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta khusus, konvensi, kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi. Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Tahap pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hapalan saja.
2) C2 (Pemahaman/Comprehension)
Pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami materi tertentu yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu :
a) Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain)
b) Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)
c) Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).
Tahap pemahaman, peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip maupun konsep.
3) C3 (Penerapan/Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada situasi nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara menggunakannya secara nyata. Tahap penerapan peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya.
4) C4 (Analisis/Analysis)
Analisis dapat dikatakan sebagai kemampuan menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa :
1. Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)
Analisis hubungan ( identifikasi hubungan)
Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi organisasi)
Tahap analisis peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan fakta serta menemukan hubungan sebab akibat.
5) C5 (Sintesis/Synthesis)
Sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik. Kemampuan ini dapat berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan yang utuh, dan seperangkat hubungan abstrak. Tahap sintesis peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan.
6) C6 (Evaluasi/Evaluation) Evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide, kreasi, cara atau metode. Tahap evaluasi seseorang dipandu untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan baru serta cara baru yang unik dalam analisis dan sintesis.
[1] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:
Rineka Putra, 2002), h. 3.
[2] Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 277.
[3] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar, (Bandung: Sinar
Baru, 2010), h. 22.
[4] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 3.
[5] Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), h. 115.
[6] Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar,
cet. 3, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 22.
[7] Linda Camphell, dkk, Metode Praktis Pembelajaran Berbasis
Multiple Intelligences, (Depok: Intuisi Press, 2006), h. 43.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar