iklan

Jumat, 28 Desember 2018

Think Pair Share



LANDASAN TEORI

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share
2.1.1 Model Kooperatif Think Pair Share
            Proses belajar selalu menggunakan metode dan model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah TPS. TPS dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang mengutamakan berpikir (think), berpasangan (pair) dan berbagi (share). Menurut Elhefni (2011) Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dengan orang lain (kelompok) dan diberi kesempatan untuk berbagi jawaban yang paling benar. Model think pair share ini dapat mendorong peserta didik bersemangat dalam bekerja sama.

2.1.2 Tujuan Model Kooperatif Think Pair Share
            Tujuan dari model pembelajaran kooperatif think pair share menurut Ibrahim, dkk (dalam hosnan 2014:239) adalah sebagai berikut:
  •  Meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu peserta didik untuk memahami konsep-konsep yang sulit.
  •  Dapat diterima secara luas oleh orang yang berbeda latar belakang (ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuan memahami). Dengan pembelajaran kooperatif peserta didik dari latar belakang yang berbeda berpikir dan bekerjasama melalui struktur penghargaan kooperatif dan belajar menghargai satu sama lain.
  • Mengajarkan kepada peserta didik untuk terampil dalam bekerjasama. Keterampilan kerjasama penting, dikarenakan semua hal (kerjasama, berbicara, menulis) akan digunakan dalam kehidupan nyata.


2.1.3 Indikator Model Kooperatif Think Pair Share
            Menurut Hosnan (2014:245) ada enam indikator dalam dalam pembelajaran Kooperatif, yaitu:
Tabel 2.1 Sintaks model pembelajaran Think Pair Share
Langkah
Indikator
Tingkah Laku Guru
1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi peserta didik
2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada peserta didik
3
Mengorganisasikan peserta didik kedalam kelompok-kelompok belajar
Guru mengimformasikan pengelompokan kepada peserta didik
4
Membimbing kelompok belajar
Guru memotivasi peserta didik serta memfasilitasi dalam kelompok-kelompok belajar
5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dilaksanakan
6
Memberikan penghargaan
Guru memberikan penghargaan kepada individu maupun kelompok

Alur pembelajaran dan tahapan rencana pelaksanaan pembelajaran akan mengikuti sintaks think pair share pada Tabel 2.1, dengan 6 tahapan.

2.1.4 Langkah-langkah Model Kooperatif Think Pair Share
            Model pembelajaran TPS mempunyai tujuh langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1)                 Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2)                 Peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3)                 Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4)                 Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
5)                 Membicarakan dan mengarahkan peserta didik pada pokok permasalahan dan menambahkan materi yang belum diungkapkan oleh peserta didik
6)                 Guru membuat kesimpulan
7)                 Penutup
2.1.5 Perbedaan Kelompok Belajar Konvensioanal dan Kooperatif TPS
            Pembelajaran kooperatif berbeda dengan model belajar konvensional. Menurut Hosnan (2014:246)           ada tiga hal yal yang membedakan antara pembelajaran kooperatif dengan belajar konvensional.
Tabel 2.2 Perbedaan Kelompok Belajar Konvensioanal dan Kooperatif TPS
Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran Kooperatif
Guru sering membiarkan adanya peserta didik yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok
Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif.
Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok lainnya hanya “mendompleng” keberhasilan “pemborong” 
Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok dan kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.
Kelompok belajar biasanya homogen
Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.

2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif Think Pair Share
            Setiap model pembelajaran akan ada kelebihan dan kelemahan. Model pembelajaran kooperatif think pair share. Menurut Lie (2008:86) kelebihan dan kekurangan model kooperatif think pair share adalah:
1)        Kelebihan
1.    Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam proses belajar
2.    Peserta didik dituntut untuk bertanggung jawab pada diri sendiri dan kelompok
3.    Hasil belajar kelompok ditentukan oleh hasil individual
4.    Cocok digunakan untuk tugas sederhana tidak perlu praktikum
5.    Memberikan lebih banyak kesempatan kepada peserta didik untuk berkontribusi dalam kelompok
6.    Interaksi antar pasangan lebih mudah, dikarenakan anggota kelompok tidak banyak
7.    Pemahaman peserta didik dalam memahami bacaan akan lebih mendalam
8.    Lebih mudah dan cepat dalam membentuk kelompok
9.    Peserta didik dapat kesempatan untuk menggali lebih banyak ide
2)        Kekurangan
1.      Lebih sedikit ide yang muncul karena hanya 2 orang perkelompok
2.      Butuh banyak waktu untuk mengontrol kelompok
3.      Jika terjadi masalah dalam kelompok tidak ada penengah selain guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kelebihan dan kekurangan komik sebagai media pembelajaran

Kelebihan dan kekurangan Komik Menurut Rohani (1997:21) Media komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dipahami,...