aq rindu banget berbagi bersama kalian.. jadi hari ini aq bakal nge-post tentang Model CPS (CREATIVE PROBLEM SOLVING)
2.1. Model CPS
Menurut Supardi dan Putri (2009) CPS adalah
suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan
pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Ketika
dihadapkan dengan suatu pertanyaan, peserta didik dapat melakukan keterampilan
memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya
dengan cara menghafal, keterampilan memecahkan masalah dapat juga memperluas
proses berpikir. Dengan CPS, peserta didik dapat memilih dan mengembangkan ide
dan pemikirannya. Berbeda dengan hafalan yang sedikit menggunakan pemikiran,
CPS memperluas proses berpikir.
Pembelajaran CPS merupakan salah satu
pembelajaran yang berorientasi pada proses pemecahan masalah. Salah satu tujuan
dari proses pembelajaran ini adalah melatih peserta didik agar dapat
mengaplikasikan konsep-konsep yang sudah mereka dapatkan dan pahami ke dalam
proses pemecahan masalah (Busyairi dan Sinaga, 2015)
Pembelajaran yang menerapkan CPS,
peran guru lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator. Proses
pembelajaran yang memberikan kesempatan secara luas kepada peserta didik
merupakan prasyarat bagi peserta didik untuk berlatih belajar mandiri melalui
CPS. Guru membantu memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam proses
pembelajaran (Sujarwo, 2006).
Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan oleh Mahardika (2012), menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan antara hasil belajar fisika kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Hasil belajar dan keaktifan
peserta didik untuk kelas model CPS mencapai ketuntasan belajar. Hasil
ini
sesuai
dengan hasil yang
dilakukan dalam
penelitian ini skor untuk kognitif produk mencapai angka ketuntasan hingga 77,7%
sehingga dapat dikatakan bahwa
model
CPS mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai dengan dasar teori.
Teodorescu, dkk.,
(2014), menyatakan bahwa hasil yang kita peroleh di semua penilaian yang
mendorong mereka menunjukkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta
didik dan sikap mereka. Kelas yang diberikan instruksi sebelum dan sesudah
mengungkapkan bahwa keyakinan peserta didik telah berubah dengan cara yang
positif. Peserta didik tampaknya menyadari hubungan antara fisika yang mereka
pelajari dan dunia nyata lebih baik setelah instruksi dan mereka percaya bahwa dapat
menerapkan konsep-konsep yang mereka pelajari. Selama instruksi, mereka
membangun kepercayaan pada kemampuan pemecahan masalah dan minat mereka
dirangsang.
Berdasarkan pemaparan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa model CPS memiliki kemampuan untuk
meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir kritis peserta didik guna mencapai
tujuan pembelajaran.
2.1.1. Langkah-langkah Model CPS
Model ini menggabungkan pemikiran
analitik dan intuitif dalam usaha menyelesaikan suatu masalah. Langkah-langkah
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah langkah-langkah metode pembelajaran CPS
menurut Pepkin dalam Muslich (2007: 221) yang terdiri dari:
1)
Klarifikasi masalah
Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada peserta didik
tentang masalah yang diajukan, agar peserta didik dapat memahami tentang
penyelesaian seperti apa yang diharapkan.
2)
Brainstorming/Pengungkapan
pendapat
Pada tahap
ini peserta didik dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai
macam strategi penyelesaian masalah.
3)
Evaluasi dan pemilihan
Pada tahap
evaluasi dan pemilihan, setiap kelompok mendiskusikan pendapat atau strategi
mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah.
4)
Implementasi
Pada tahap ini peserta didik menentukaan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan maslah, kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesian dari masalah tersebut
Pada tahap ini peserta didik menentukaan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan maslah, kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesian dari masalah tersebut
Setiap model maupun metode pembelajaran tetap mempunyai kelebihan maupun
kekurangan. Menurut Huda (2013:230) pendekatan CPS
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan-kelebihannya sebagai berikut:
1)
Pendekatan CPS ini lebih
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memahami konsep-konsep dengan
cara menyelesaikan suatu permasalahan.
2)
Pendekatan CPS dapat membuat
peserta didik aktif dalam pembelajaran.
3)
Dapat lebih mengembangkan
kemampuan berfikir peserta didik karena disajikan masalah pada awal pembelajaran dan memberi keleluasaan
kepada peserta didik untuk mencari arah-arah
penyelesaiannya sendiri.
4)
Dapat lebih mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk mendefinisikan masalah, mengumpulkan data, menganalisis
data, membangun hipotesis, dan percobaan untuk memecahkan suatu masalah.
5)
Pendekatan CPS dapat membuat
peserta didik lebih dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya kedalam
situasi baru.
Sedangkan kelemahan-kelemahan dari CPS
adalah sebagai berikut:
1)
Adanya perbedaan level
pemahaman dan kecerdasan peserta didik dalam menghadapi masalah merupakan
tantangan bagi guru.
2)
Peserta didik mungkin
mengalami ketidaksiapan untuk menghadapi masalah baru yang dijumpai di
lapangan.
3)
Pendekatan ini mungkin tidak
terlalu cocok diterapkan untuk peserta didik taman kanak-kanak atau kelas-kelas
awal sekolah dasar.
4)
Membutuhkan waktu yang tidak
sebentar untuk mempersiapkan peserta didik melakukan tahap-tahap dalam CPS.
Buat teman-teman yang butuh contoh soal CPS, dapat meng-klik link di bawah ini!👇👇👇👇
https://coretananakpendidikan.blogspot.com/2018/12/soal-momentum-dan-impuls-indikator-cps.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar