LKPD dalam Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar IPA terutama fisika
selalu membutuhkan praktikum hampir di semua materi pelajarannya. Lembaran yang
membantu guru dan peserta didik dalam praktikum tersebut disebut dengan LKPD.
LKPD merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses
praktikum. LKPD berisi tujuan, hipotesis, alat dan bahan yang diperlukan, cara
kerja, dan juga tempat untuk menuliskan data yang ditemukan agar bisa di analis
dan diambil kesimpulan. Guru perlu mempertimbangkan apa saja yang perlu diukur
terhadap peserta didik dalam membuat LKPD untuk setiap materi pelajaran.
Penggunaan LKPD yang tidak mempertimbangkan kebutuhan
terhadap peserta didik akan mempengaruhi KPS dan cara berpikir mereka.
Pernyataan ini didukung oleh Safitri (2015) bahwa dalam dunia pendidikan bukan
hanya perlu mengetahui apakah LKPD tersebut layak digunakan dalam pembelajaran
saja tetapi juga harus diketahui bahwa apakah penggunaannya dapat meningkatkan
kemampuan berpikir peserta didik. Oleh karena itu, guru harus menyesuaikan LKPD
dengan materi pelajaran yang diajarkan dan mempertimbangkan peningkatan apa
yang ingin dilakukan terhadap mereka.
Pengertian LKPD
LKPD merupakan alat
bantu untuk menyampaikan pesan kepada peserta didik yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran. Melalui LKPD ini akan memudahkan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran dan mengefektifkan waktu, serta akan menimbulkan
interaksi antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. LKPD dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun
panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen dan demonstrasi (Trianto, 2010:222).
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa LKPD merupakan lembaran
berisi tugas yang didalamnya berisi petunjuk atau langkah-langkah untuk
menyelesaikan tugas yang dikerjakan oleh peserta didik baik berupa soal maupun
kegiatan penyelidikan.
Fungsi, Tujuan
dan Manfaat LKPD
Fungsi LKPD
(Prastowo, 2015:205) adalah sebagai berikut; 1) Sebagai bahan ajar yang bisa
meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan peserta didik; 2) Sebagai
bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan;
3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; serta 4) Memudahkan
pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik. Adapun tujuan penyusunan LKPD yaitu
menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan
materi yang diberikan, menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan
terhadap materi, melatih kemandirian dan memudahkan pendidik dalam memberikan
tugas kepada mereka.
Penggunaan LKPD diharapkan dapat memberi
manfaat dalam proses pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2005) antara lain yaitu; 1) Memperjelas penyajian
pesan dan informasi sehingga proses belajar semakin lancar dan dapat
meningkatkan hasil belajar; 2) Meningkatkan motivasi peserta didik dengan mengarahkan perhatian peserta didik, sehingga memungkinkan peserta didik belajar sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya; 3) Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan
indera, ruang, dan waktu; 4) Peserta didik akan mendapatkan pengalaman yang
sama mengenai suatu peristiwa dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung
dengan lingkungan sekitar.
Fungsi LKPD dalam proses belajar mengajar ada dua sudut
pandang, yaitu dari sudut pandang peserta didik sebagai sarana belajar baik di
kelas, di laboratorium atau ruang praktek, maupun di luar kelas. Sehingga mereka
berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih
keterampilan, memproses sendiri dengan bimbingan guru untuk mendapat hasil dari
pengalamannya.
LKPD dari sudut pandang
guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar adalah untuk menerapkan
metode pembelajaran yang lebih aktif kepada peserta didik. LKPD merupakan salah
satu dari sekian banyak media yang digunakan dalam proses belajar mengajar di
sekolah. Dalam pengajaran mata pelajaran, media LKPD banyak digunakan untuk
memancing aktifitas belajar, karena dengan LKPD mereka akan merasa diberi
tanggung jawab moril untuk menyelesaikan suatu tugas dan merasa harus
mengerjakannya. Mereka diharapkan dapat menyelesaikan dan memecahkan masalah
yang ada dalam LKPD tersebut dengan bimbingan atau petunjuk dari guru.
Macam-macam LKPD
Ada dua macam LKPD yang
dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah, yaitu: LKPD tak berstruktur berupa
lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan
peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKPD ini merupakan
alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi
dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk tertulis untuk
mengarahkan kegiatan penyelidikan.
LKPD berstruktur yang memuat
informasi, contoh dan tugas-tugas. LKPD ini dirancang untuk membimbing peserta
didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama
sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKPD
telah disusun petunjuk dan pengarahannya, LKPD ini tidak dapat menggantikan
peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan
dorongan belajar dan bimbingan pada setiap peserta didik (Indrianto, 1998).
2.3.4
Kriteria LKPD
Menurut Widjajanti (2010), aspek-aspek yang harus dipenuhi oleh suatu LKPD
yang baik yaitu; 1) Pendekatan penulisan adalah penekanan keterampilan proses,
hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kehidupan dan kemampuan mengajak
peserta didik aktif dalam pembelajaran;
2) Kebenaran konsep adalah menyangkut kesesuaian antara konsep yang dijabarkan
dalam LKPD dengan pendapat ahli dan kebenaran materi pada setiap materi pokok;
3) Kedalaman konsep terdiri dari muatan latar belakang sejarah penemuan konsep,
hukum, atau fakta dan kedalaman materi sesuai dengan kompetensi peserta didik; 4) Keluasan konsep adalah
kesesuaian konsep dengan materi pokok, hubungan konsep dengan kehidupan
sehari-hari dan informasi yang dikemukakan mengikuti perkembangan zaman; 5) Kejelasan
kalimat adalah berhubungan dengan penggunaan kalimat yang tidak menimbulkan makna
ganda serta mudah dipahami; 6) Kebahasaan adalah penggunaan bahasa Indonesia
yang baku dan mampu mengajak peserta
didik interaktif; 7) Evaluasi belajar yang disusun dapat mengukur kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik secara mendalam; 8) Kegiatan peserta didik / percobaan fisika yang disusun
dapat memberikan pengalaman langsung, mendorong mereka menyimpulkan konsep, hukum atau fakta
serta tingkat kesesuaian kegiatan dengan
materi pokok; 9) Keterlaksanaan meliputi kesesuaian materi pokok dengan alokasi
waktu di sekolah dan kegiatan peserta
didik dapat dilaksanakan serta; 10) Penampilan fisik yaitu desain yang meliputi
konsistensi, format, organisasi, dan daya tarik buku, baik dan jelas.
Keberadaan LKPD yang inovatif dan
kreatif menjadi harapan semua peserta didik. Karena, LKPD yang inovatif dan
kreatif akan menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Maka
dari itu, sebagai pendidik harus mampu meyiapkan dan membuat bahan ajar sendiri
yang inovatif. Adapun langkah-langkah penyusunan LKPD menurut Diknas (dalam Prastowo,
2015:212) yaitu melakukan analisis kurikulum, menyusun peta kebutuhan LKPD, menentukan
judul-judul LKPD dan penulisan LKPD.
Langkah-langkah penyusunan LKPD
dalam penelitian ini di mulai dari melakukan analisis kebutuhan yaitu analisis
bahan ajar dan analisis LKPD, menyusun peta kebutuhan, menentukan judul-judul
percobaan, membuat rancangan dan menyusunnya.
Prosedur Pengembangan LKPD
Untuk membuat sebuah LKPD yang kaya
manfaat, maka kita harus menjadikannya sebagai bahan ajar yang menarik bagi
peserta didik, untuk mengembangkan LKPD yang menarik dan dapat digunakan secara
maksimal oleh mereka dalam kegiatan
pembelajaran, ada empat langkah yang dapat ditempuh, adapun prosedur
pengembangan LKPD sebagai berikut:
1)
Menentukan tujuan pembelajaran. Pada langkah ini kita harus
menentukan desain menurut tujuan pembelajaran. Perhatikan variabel ukuran,
kepadatan halaman, penomoran halaman, dan kejelasan.
2)
Pengumpulan materi. Dalam pengumpulan materi, yang perlu dilakukan
adalah menentukan materi dan tugas yang akan di masukkan kedalam LKPD. Oleh
karena itu, pastikan bahwa materi dan tugas yang ditentukan sejalan dengan
tujuan pembelajaran.
3)
Penyusunan elemen atau unsur-unsur. Pada bagian ini kita
mengintegrasikan desain dengan tugas.
4)
Pemeriksaan dan penyempurnaan. Ada empat variabel yang harus
dicermati sebelum LKPD dapat dibagikan ke peserta didik, yaitu: kesesuaian desain
dengan tujuan pembelajaran yang berangkat dari kompetensi dasar, kesesuaian materi
dan tujuan pembelajaran, kesesuaian elemen atau unsur dengan tujuan
pembelajaran, kejelasan penyampaian.
Hal yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan LKPD adalah pada bahan ajar cetak sebelumnya,
terutama pada analisis kompetensi sampai pada indikator ketercapaiannya.
Pengembangan indikator haruslah benar-benar mewakili kompetensi inti dan
kompetensi dasarnya, karena nantinya indikator ini yang akan dijadikan panduan
dalam membuat soal. Materi yang ada di dalam LKPD merupakan hanya sebuah ringkasan
saja tetapi sudah mencankup tentang apa yang akan dimengerti oleh peserta
didik. Latihan dan soal-soal yang dikembangkan harus menggunakan berbagai
bentuk dan teknik yang beraneka ragam sehingga tidak membosankan. Harus
dicantumkan pula bagaimana langkah-langkah pengerjaanya jika soal tersebut
berbentuk esai ataupun penugasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar