iklan

Sabtu, 08 Desember 2018

Lembar Kerja Peserta Didik


 LKPD dalam Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar IPA terutama fisika selalu membutuhkan praktikum hampir di semua materi pelajarannya. Lembaran yang membantu guru dan peserta didik dalam praktikum tersebut disebut dengan LKPD. LKPD merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses praktikum. LKPD berisi tujuan, hipotesis, alat dan bahan yang diperlukan, cara kerja, dan juga tempat untuk menuliskan data yang ditemukan agar bisa di analis dan diambil kesimpulan. Guru perlu mempertimbangkan apa saja yang perlu diukur terhadap peserta didik dalam membuat LKPD untuk setiap materi pelajaran.
Penggunaan LKPD yang tidak mempertimbangkan kebutuhan terhadap peserta didik akan mempengaruhi KPS dan cara berpikir mereka. Pernyataan ini didukung oleh Safitri (2015) bahwa dalam dunia pendidikan bukan hanya perlu mengetahui apakah LKPD tersebut layak digunakan dalam pembelajaran saja tetapi juga harus diketahui bahwa apakah penggunaannya dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik. Oleh karena itu, guru harus menyesuaikan LKPD dengan materi pelajaran yang diajarkan dan mempertimbangkan peningkatan apa yang ingin dilakukan terhadap mereka.

  Pengertian LKPD
LKPD merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada peserta didik yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui LKPD ini akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan mengefektifkan waktu, serta akan menimbulkan interaksi antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. LKPD dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi (Trianto, 2010:222).
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa  LKPD merupakan lembaran berisi tugas yang didalamnya berisi petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas yang dikerjakan oleh peserta didik baik berupa soal maupun kegiatan penyelidikan.

Fungsi, Tujuan dan Manfaat LKPD
Fungsi LKPD (Prastowo, 2015:205) adalah sebagai berikut; 1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan peserta didik; 2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan; 3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; serta 4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik. Adapun tujuan penyusunan LKPD yaitu menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan, menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan terhadap materi, melatih kemandirian dan memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada mereka.
Penggunaan LKPD diharapkan dapat memberi manfaat dalam proses pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2005) antara lain yaitu; 1) Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar semakin lancar dan dapat meningkatkan hasil belajar; 2) Meningkatkan motivasi  peserta didik dengan mengarahkan perhatian  peserta didik, sehingga memungkinkan  peserta didik belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya; 3) Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; 4) Peserta didik akan mendapatkan pengalaman yang sama mengenai suatu peristiwa dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan sekitar.
Fungsi LKPD  dalam proses belajar mengajar ada dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang peserta didik sebagai sarana belajar baik di kelas, di laboratorium atau ruang praktek, maupun di luar kelas. Sehingga mereka berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih keterampilan, memproses sendiri dengan bimbingan guru untuk mendapat hasil dari pengalamannya.
LKPD dari sudut pandang guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar adalah untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih aktif kepada peserta didik. LKPD merupakan salah satu dari sekian banyak media yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran mata pelajaran, media LKPD banyak digunakan untuk memancing aktifitas belajar, karena dengan LKPD mereka akan merasa diberi tanggung jawab moril untuk menyelesaikan suatu tugas dan merasa harus mengerjakannya. Mereka diharapkan dapat menyelesaikan dan memecahkan masalah yang ada dalam LKPD tersebut dengan bimbingan atau petunjuk dari guru.


 Macam-macam LKPD
Ada dua macam LKPD yang dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah, yaitu: LKPD tak berstruktur berupa lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKPD ini merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk tertulis untuk mengarahkan kegiatan penyelidikan.
LKPD berstruktur yang memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKPD ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKPD telah disusun petunjuk dan pengarahannya, LKPD ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan bimbingan pada setiap  peserta didik (Indrianto, 1998).
2.3.4   Kriteria LKPD
Menurut Widjajanti (2010), aspek-aspek yang harus dipenuhi oleh suatu LKPD yang baik yaitu; 1) Pendekatan penulisan adalah penekanan keterampilan proses, hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kehidupan dan kemampuan mengajak  peserta didik aktif dalam pembelajaran; 2) Kebenaran konsep adalah menyangkut kesesuaian antara konsep yang dijabarkan dalam LKPD dengan pendapat ahli dan kebenaran materi pada setiap materi pokok; 3) Kedalaman konsep terdiri dari muatan latar belakang sejarah penemuan konsep, hukum, atau fakta dan kedalaman materi sesuai dengan kompetensi  peserta didik; 4) Keluasan konsep adalah kesesuaian konsep dengan materi pokok, hubungan konsep dengan kehidupan sehari-hari dan informasi yang dikemukakan mengikuti perkembangan zaman; 5) Kejelasan kalimat adalah berhubungan dengan penggunaan kalimat yang tidak menimbulkan makna ganda serta mudah dipahami; 6) Kebahasaan adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan mampu mengajak  peserta didik interaktif; 7) Evaluasi belajar yang disusun dapat mengukur kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik secara mendalam; 8) Kegiatan  peserta didik / percobaan fisika yang disusun dapat memberikan pengalaman langsung, mendorong  mereka menyimpulkan konsep, hukum atau fakta serta tingkat kesesuaian kegiatan  dengan materi pokok; 9) Keterlaksanaan meliputi kesesuaian materi pokok dengan alokasi waktu di sekolah dan kegiatan  peserta didik dapat dilaksanakan serta; 10) Penampilan fisik yaitu desain yang meliputi konsistensi, format, organisasi, dan daya tarik buku, baik dan jelas.
Keberadaan LKPD yang inovatif dan kreatif menjadi harapan semua peserta didik. Karena, LKPD yang inovatif dan kreatif akan menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Maka dari itu, sebagai pendidik harus mampu meyiapkan dan membuat bahan ajar sendiri yang inovatif. Adapun langkah-langkah penyusunan LKPD menurut Diknas (dalam Prastowo, 2015:212) yaitu melakukan analisis kurikulum, menyusun peta kebutuhan LKPD, menentukan judul-judul LKPD dan penulisan LKPD.
Langkah-langkah penyusunan LKPD dalam penelitian ini di mulai dari melakukan analisis kebutuhan yaitu analisis bahan ajar dan analisis LKPD, menyusun peta kebutuhan, menentukan judul-judul percobaan, membuat rancangan dan menyusunnya.

   Prosedur Pengembangan LKPD
Untuk membuat sebuah LKPD yang kaya manfaat, maka kita harus menjadikannya sebagai bahan ajar yang menarik bagi peserta didik, untuk mengembangkan LKPD yang menarik dan dapat digunakan secara maksimal oleh  mereka dalam kegiatan pembelajaran, ada empat langkah yang dapat ditempuh, adapun prosedur pengembangan LKPD sebagai berikut:
1)             Menentukan tujuan pembelajaran. Pada langkah ini kita harus menentukan desain menurut tujuan pembelajaran. Perhatikan variabel ukuran, kepadatan halaman, penomoran halaman, dan kejelasan.
2)             Pengumpulan materi. Dalam pengumpulan materi, yang perlu dilakukan adalah menentukan materi dan tugas yang akan di masukkan kedalam LKPD. Oleh karena itu, pastikan bahwa materi dan tugas yang ditentukan sejalan dengan tujuan pembelajaran.
3)             Penyusunan elemen atau unsur-unsur. Pada bagian ini kita mengintegrasikan desain dengan tugas.
4)             Pemeriksaan dan penyempurnaan. Ada empat variabel yang harus dicermati sebelum LKPD dapat dibagikan ke peserta didik, yaitu: kesesuaian desain dengan tujuan pembelajaran yang berangkat dari kompetensi dasar, kesesuaian materi dan tujuan pembelajaran, kesesuaian elemen atau unsur dengan tujuan pembelajaran, kejelasan penyampaian.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan LKPD adalah pada bahan ajar cetak sebelumnya, terutama pada analisis kompetensi sampai pada indikator ketercapaiannya. Pengembangan indikator haruslah benar-benar mewakili kompetensi inti dan kompetensi dasarnya, karena nantinya indikator ini yang akan dijadikan panduan dalam membuat soal. Materi yang ada di dalam LKPD merupakan hanya sebuah ringkasan saja tetapi sudah mencankup tentang apa yang akan dimengerti oleh peserta didik. Latihan dan soal-soal yang dikembangkan harus menggunakan berbagai bentuk dan teknik yang beraneka ragam sehingga tidak membosankan. Harus dicantumkan pula bagaimana langkah-langkah pengerjaanya jika soal tersebut berbentuk esai ataupun penugasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kelebihan dan kekurangan komik sebagai media pembelajaran

Kelebihan dan kekurangan Komik Menurut Rohani (1997:21) Media komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dipahami,...