LANDASAN TEORI
2.1
Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair
Share
2.1.1
Model Kooperatif Think Pair Share
Proses
belajar selalu menggunakan metode dan model pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah
TPS. TPS dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang mengutamakan berpikir
(think), berpasangan (pair) dan berbagi (share). Menurut Elhefni (2011) Model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama
dengan orang lain (kelompok) dan diberi kesempatan untuk berbagi jawaban yang
paling benar. Model think
pair share ini dapat mendorong peserta didik
bersemangat dalam bekerja sama.
2.1.2 Tujuan Model
Kooperatif Think Pair Share
Tujuan dari model
pembelajaran kooperatif think
pair share menurut Ibrahim, dkk (dalam hosnan
2014:239) adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu peserta didik untuk memahami konsep-konsep yang sulit.
- Dapat diterima secara luas oleh orang yang berbeda latar belakang (ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuan memahami). Dengan pembelajaran kooperatif peserta didik dari latar belakang yang berbeda berpikir dan bekerjasama melalui struktur penghargaan kooperatif dan belajar menghargai satu sama lain.
- Mengajarkan kepada peserta didik untuk terampil dalam bekerjasama. Keterampilan kerjasama penting, dikarenakan semua hal (kerjasama, berbicara, menulis) akan digunakan dalam kehidupan nyata.
2.1.3 Indikator
Model Kooperatif Think Pair Share
Menurut Hosnan
(2014:245) ada enam indikator dalam dalam pembelajaran Kooperatif, yaitu:
Tabel
2.1 Sintaks model pembelajaran Think Pair
Share
Langkah
|
Indikator
|
Tingkah
Laku Guru
|
1
|
Menyampaikan tujuan
dan memotivasi peserta didik
|
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai
serta memotivasi peserta didik
|
2
|
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan
informasi kepada peserta didik
|
3
|
Mengorganisasikan
peserta didik kedalam kelompok-kelompok belajar
|
Guru
mengimformasikan pengelompokan kepada peserta didik
|
4
|
Membimbing kelompok
belajar
|
Guru memotivasi peserta
didik serta memfasilitasi dalam kelompok-kelompok belajar
|
5
|
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi
hasil belajar tentang materi yang telah dilaksanakan
|
6
|
Memberikan
penghargaan
|
Guru memberikan
penghargaan kepada individu maupun kelompok
|
Alur pembelajaran dan tahapan
rencana pelaksanaan pembelajaran akan mengikuti sintaks think pair share pada Tabel 2.1, dengan 6 tahapan.
2.1.4 Langkah-langkah
Model Kooperatif Think Pair Share
Model
pembelajaran TPS mempunyai tujuh langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam
proses belajar mengajar, yaitu:
1)
Guru menyampaikan inti
materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2)
Peserta didik diminta
untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3)
Peserta didik diminta
berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil
pemikiran masing-masing
4)
Guru memimpin pleno
kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
5)
Membicarakan dan
mengarahkan peserta didik pada pokok permasalahan dan menambahkan materi yang
belum diungkapkan oleh peserta didik
6)
Guru membuat
kesimpulan
7)
Penutup
2.1.5 Perbedaan
Kelompok Belajar Konvensioanal dan Kooperatif TPS
Pembelajaran
kooperatif berbeda dengan model belajar konvensional. Menurut Hosnan (2014:246) ada
tiga hal yal yang membedakan antara pembelajaran kooperatif dengan belajar
konvensional.
Tabel
2.2 Perbedaan Kelompok Belajar Konvensioanal dan Kooperatif TPS
Pembelajaran
Konvensional
|
Pembelajaran
Kooperatif
|
Guru sering membiarkan adanya peserta didik yang
mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok
|
Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu dan
saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif.
|
Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas
sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok lainnya hanya
“mendompleng” keberhasilan “pemborong”
|
Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan
materi pelajaran tiap anggota kelompok dan kelompok diberi umpan balik tentang
hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang
memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.
|
Kelompok belajar biasanya homogen
|
Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik,
jenis kelamin, ras, etnik dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui
siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.
|
2.1.5 Kelebihan
dan Kekurangan Model Kooperatif Think Pair
Share
Setiap model
pembelajaran akan ada kelebihan dan kelemahan. Model pembelajaran kooperatif think pair share. Menurut Lie (2008:86)
kelebihan dan kekurangan model kooperatif think
pair share adalah:
1)
Kelebihan
1. Meningkatkan
partisipasi peserta didik dalam proses belajar
2. Peserta
didik dituntut untuk bertanggung jawab pada diri sendiri dan kelompok
3. Hasil
belajar kelompok ditentukan oleh hasil individual
4. Cocok
digunakan untuk tugas sederhana tidak perlu praktikum
5. Memberikan
lebih banyak kesempatan kepada peserta didik untuk berkontribusi dalam kelompok
6. Interaksi
antar pasangan lebih mudah, dikarenakan anggota kelompok tidak banyak
7. Pemahaman
peserta didik dalam memahami bacaan akan lebih mendalam
8. Lebih
mudah dan cepat dalam membentuk kelompok
9. Peserta
didik dapat kesempatan untuk menggali lebih banyak ide
2)
Kekurangan
1. Lebih
sedikit ide yang muncul karena hanya 2 orang perkelompok
2. Butuh
banyak waktu untuk mengontrol kelompok
3. Jika
terjadi masalah dalam kelompok tidak ada penengah selain guru.