iklan

Selasa, 01 Agustus 2017

Tsunami

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG MASALAH

Sebagian besar dari bumi adalah samudra atau lautan yang dapat mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup di bumi, diantara pulau-pulau yang terpisah satu dengan yang lainnya pasti dikelilingi oleh air. Oleh karenanya pengetahuan mengenai ilmu geologi dan oceanografis tentang samudra dan laut dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya termasuk manusia.
Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai bencana alam yang ditimbulkan oleh gelombang pasang laut yang besar atau tsunami dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya. Ini juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Kuasa,Maha Mengetahui atas segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat terbatas ini.
Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh macam-macam gangguan didasar samudera. Tsunami disebabkan oleh macam-macam gangguan berskala besar terhadap air laut, misalnya gempa bumi, pergeseran lempeng, meletusnya gunung berapi di bawah laut, atau tumbukan benda langit. Tanda-tanda terjadi tsunami sangat beragam, yaitu diantaranya terjadi gempa bumi ditengah laut dengan kekuatan yang besar. Tsunami dapat terjadi apabila dasar laut bergerak secara tiba-tiba dan mengalami perpindahan vertikal. Cara menanggulangi tsunami juga dapat dilakukan dengan cara salah satunya yaitu melaksanakan evakuasi secara instensif.
  
1.2  TUJUAN
Makalah yang kami susun dengan judul Tsunami bertujuan untuk :
1.      Sebagai tugas pada mata kuliah pengetahuan kebencanaan dan lingkungan
2.      Sebagai ilmu pengetahuan dalam mengantisipasi terjadinya bencana Tsunami.

1.3  MANFAAT
Agar kita mengetahui lebih dalam karakteristik dan mekanisme tsunami serta persiapan untuk menghadapi tsunami baik dalam tahap waspada, persiapan, saat terjadi, dan setelah tsunami terjadi.
  

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN TSUNAMI
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertical dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh  macam macam gangguan di dasar samudra. Tsunami tidak kelihatan saat masih berada jauh di tengah lautan, namun begitu mencapai wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan semakin membesar. Tsunami juga sering disangka sebagai gelombang air pasang. Hal ini karena saat mencapai daratan, gelombang ini lebih menyerupai air pasang yang tinggi dari pada menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai secara alami oleh tiupan angin.Namun sebenarnya gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan pasang surut air laut. Karena itu untuk menghilangkan pemahaman yang salah, para ahli menggunakan istilah gelombang laut seismik.
Tsunami berasal dari bahasa jepang yaitu tsu yang berarti pelabuhan, dan nami yang berarti gelombang.
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh letusan gunung berapi bawah laut, gempa bumi yang berpusat di bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut. 
Gelombang tsunami ini dapat merambat ke segala arah. Di laut yang dalam, gelombang tsunami berjalan dengan kecepatan  sampai dengan 1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. 
Ketinggian gelombang di laut yang dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. tapi Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter.
2.2  PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI
Tsunami dapat terjadi jika akibat letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun akibat jatuhnya meteor di laut. paling sering gelombang tsunami terjadi akibat gempa bumi bawah laut. selain itu beberapa tsunami juga diakibatkan oleh gunung meletus, contohnya tsunami yang terjadi ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, menyebabkan dasar laut menjadi naik atau bisa saja turun secara tiba-tiba, akibatnya terjadilah gamngguan pada keseimbangan air laut. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang itu terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang.
Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan terjadinya tsunami.  Faktor penyebab terjadinya tsunami itu adalah: 
1.      Gempa bumi yang berpusat dibawah laut, Meskipun demikian tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi dibawah laut yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut
1)               Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
2)               Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
3)               Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR
4)               Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atauturun).


2.      Letusan gunung berapi, letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik. Tsunami besar yang terjadi padatahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tanggal 10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.

3.      Longsor bawah laut, longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide.

4.      Hambatan meteor laut, jatuhnya meteor yang berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami.

2.3 RAMBATAN GELOMBANG TSUNAMI
Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut. Di laut dalam, kecepatan rambat tsunami mencapai 500 – 1000 km per jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang namun ketinggian gelombangnya hanya sekitar 1 meter. Ketika gelombang tsunami ini sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per jam, namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Tsunami bergerak keluar dari daerah sumber sebagai suatu seri gelombang.Kecepatannya tergantung pada kedalaman air, sehingga gelombang tersebut mengalami percepatan atau perlambatan ketika melintasi kedalaman yang berbeda-beda. Proses ini juga menyebabkan perubahan arah rambat sehingga energy gelombang dapat menjadi fokus atau de-fokus. Pada laut dalam, Tsunami memiliki rentang periode (waktu untuk satu siklus gelombang). Periode tsunami cukup bervariasi mulai dari dua menit hingga lebih dari satu jam.
2.4 KARAKTERISTIK TSUNAMI
Beberapa karakteristik Tsunami, antara lain :
1.         Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5 meter. Serentak sampai pantai tinggi gelombang ini dapat mencapai 30 meter.
2.         Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada gelombang pasang laut (50-150 m). Panjang gelombang tsunami ditentukan oleh kekuatan gempa, sebagai contoh gempabumi tsunami dengan kekuatan magnitude 7-9 panjang gelombang tsunami berkisar 20-50 km dengan tinggi gelombang 2 m dari permukaan laut.
3.         Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya berperiode durasi gelombang sekitar 10-60 menit, sedangkan gelombang pasang bisa berlangsung lebih lama 12-24 jam.
4.         Cepat rambat gelombang tsunami sangat tergantung pada kedalaman laut, bila kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan berkurang tiga perempatnya. Contohnya, tsunami di laut dalam berkecepatan dahsyat bagai pesawat jet mencapai 400-1000 km/jam. Di kedalaman laut 5.000 m kecepatan tsunami 800 km/jam, kedalaman 10 m kecepatannya 36 km/jam dan sampai di pantai mencapai 25 km/jam.

Berkurangnya kecepatan tsunami berkebalikan dengan tinggi amplitude gelombang tsunami yang semakin bertambah saat memasuki daratan pantai.

  
2.5  TANDA-TANDA AKAN TERJADINYA TSUNAMI
Bencana tsunami biasanya banyak menelan korban nyawa, sehingga perlu ada peringatan dini untuk masyarakat. Meski teknologi sudah bisa memprediksi beberapa bencana tapi tidak ada salahnya mengenali tanda-tanda sebelum bencana terutama tsunami, agar bisa segera mengamankan diri.
Tsunami adalah serangkaian gelombang yang disebabkan oleh tanah longsor atau gempa bumi besar baik yang terjadi di darat maupun di laut. Gelombang tsunami dapat terjadi 5 menit hingga 1 jam setelah longsor atau gempa bumi.
Berikut beberapa tanda-tanda awal datangnya bencana tsunami, seperti dilansir Ehow, Jumat (11/3/2011), yaitu:
2.5.1 Diawali adanya gempa bumi
Bila Anda tinggal di dekat pantai, sebaiknya berhati-hati bila terjadi gempa bumi. Tsunami biasanya terjadi karena adanya gempa bumi yang terjadi di bawah atau di dekat laut. Tidak hanya gempa yang terjadi di daerah Anda, tetapi juga di seluruh dunia. Gempa ribuan kilometer jauhnya dapat menyebabkan potensi tsunami yang mematikan di daerah Anda.
2.5.2  Dengarkan suara-suara gemuruh
Banyak korban tsunami telah mengatakan bahwa datangnya gelombang tsunami akan diawali dengan suara gemuruh yang keras mirip dengan kereta barang.
2.5.3  Perhatikan penurunan air laut
Jika ada penurunan air laut yang cepat dan bukan merupakan waktu air laut surut, maka segeralah mencari tempat perlindungan yang tinggi. Sebelum terjadi gelombang tsunami, air laut akan terlebih dahulu surut dengan cepat dan kemudian kembali dengan kekuatan yang sangat besar.
2.5.4  Selalu waspada pada gelombang pertama
Gelombang tsunami pertama tidak selalu yang paling berbahaya, sehingga tetap mendekatkan diri dari garis pantai sampai keadaaan benar-benar aman. Jangan berasumsi bahwa karena tsunami kecil di satu tempat maka akan kecil juga pada daerah yang lain. Ukuran gelombang tsunami bervariasi dan tidak sama di semua lokasi. Gelombang tsunami juga bisa melakukan perjalanan melalui sungai-sungai yang terhubung ke laut.
Selain tanda-tanda tersebut, alam juga bisa memberi tanda sebelum terjadinya bencana, seperti gerakan angin yang tidak biasa, tekanan udara atau cuaca yang ekstrem dan perilaku hewan yang berubah.
Para ilmuwan berteori bahwa hewan mampu menangkap getaran-getaran atau perubahan tekanan udara di sekitar mereka yang tidak dapat dilakukan manusia.
"Saya tidak berpikir bahwa ini adalah indera keenam, setidaknya tidak ada yang dapat kita ukur pada saat ini," kata Diana Reiss, Ph.D., direktur penelitian mamalia laut di Wildlife Conservation Society, berbasis di Bronx Zoo di New York City, seperti dilansir Foxnews.
Beberapa kelelawar, yang aktif di malam hari dan biasanya tidur di siang hari, menjadi sangat aktif setengah jam sebelum gelombang tsunami datang.
Di Sri Lanka dan Thailand ada sebuah cerita tentang gajah-gajah berlari ke bukit satu jam sebelum tsunami tahun 2004 yang menghancurkan desa dan membunuh hingga 150.000 orang di kedua negara itu.

  
2.6   CARA MENANGGULANGI TSUNAMI
Cara penanggulangan tsunami, yaitu :
1.               Melaksanakan evakuasi secara intensif.
2.               Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
3.               Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
4.               Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian logistik yang diperlukan.
5.               Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
6.               Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
7.               Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
8.               Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.

2.7     PERSIAPAN MENGHADAPI TSUNAMI
1.                Jika anda tinggal di daerah bahaya. Dapatkan informasi dari posko dan satgas terdekat. Ingat, mereka yang tinggal sekitar satu kilometer dari laut pada daratan di bawah (kurang dari) 15 meter dari permukaan laut mereka berada dalam resiko.
2.            Pilih tempat yang aman utntuk lari. Pastikan setiap anggota keluarga mengetahui cara untuk sampai ketempat tersebut melalui jalan lain. Tempat evakuasi harus berada di atas 15 meter dari permukaan laut, bila mungkin cari yang jauh dari pantai.
3.              Beri latihan kepada anggota keluarga untuk dapat waspada terhadap tanda-tanda peringatan tsunami; getaran kuat pada tanah, gempa bumi, dan naiknya air dari laut dengan tiba-tiba.
4.           Kumpulkan peralatan darurat, termaksud: senter, radio, bateri lebih, P3K, makanan dan air, obat-obatan dan uang.
5.             Simpan air minum yang cukup untuk beberapa hari. Tsunami akan mencemari semua air yang terbuka, sementara tim pembersih air mungkin akan datang terlambat.
6.             Pastikan bahwa anggota keluarga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain di saat ada yang terpisah ketika tsunami. Akan dapat membantu bila memiliki family atau kawan yang tinggal di tempat lain dan saling berhubunggan (melalui telpon).
7.        Kunjungi, sekarang juga, posko atau pusat bencana dan bekali diri anda dengan informasi terbaru tentang bencana tsunami. Berbagilah informasi dengan keluarga anda.

2.8     DAMPAK POSITIF DAN DAMPAK NEGATIF BENCANA TSUNAMI
2.8.1        Dampak positif dari bencana tsunami :
1.     Bencana alam merenggut banyak korban, sehingga lapangan pekerjaan menjadi terbuka luas bagi yang masih hidup.
2.  Menjalin kerjasama dan bahu membahu untuk menolong korban bencana, menimbulkan efek kesadaran bahwa manusia itu saling membutuhkan satu sama lain.
3.    Kita bisa mengetahui sampai dimanakah kekuatan konstruksi bangunan kita serta kelemahannya dan kita dapat melakukan inovasi baru untuk penangkalan apabila bencana tersebut datang kembali tetapi dengan konstruksi yang lebih baik.

2.8.2        Dampak negatif dari bencana tsunami :
1.      Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban sehingga sulit untuk mencari lagi tenaga ahli yang sesuai dalam bidang pekerjaanya.
2.      Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksaan pembangunan pasca bencana karna faktor dana yang besar.
3.      Menambah tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencana yang ditelantarkan. 

2.9 MITIGASI TSUNAMI
Mitigasi meliputi segala tindakan yang mencegah bahaya, mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya, dan mengurangi daya rusak suatu bahaya yang tidak dapat dihindarkan. Mitigasi adalah dasar managemen situasi darurat. Mitigasi dapat didefinisikan sebagai “aksi yang mengurangi atau menghilangkan resiko jangka panjang bahaya bencana alam dan akibatnya terhadap manusia dan harta-benda” (FEMA, 2000). Mitigasi adalah usaha yang dilakukan oleh segala pihak terkait pada tingkat negara, masyarakat dan individu.  
Untuk mitigasi bahaya tsunami atau untuk bencana alam lainnya, sangat diperlukan ketepatan dalam menilai kondisi alam yang terancam, merancang dan menerapkan teknik peringatan bahaya, dan mempersiapkan daerah yang terancam untuk mengurangi dampak negatif dari bahaya tersebut.
Ketiga langkah penting tersebut:
1) penilaian bahaya (hazard assessment),
2) peringatan (warning), dan
3) persiapan (preparedness) adalah unsur utama model mitigasi.
Unsur kunci lainnya yang tidak terlibat langsung dalam mitigasi tetapi sangat mendukung adalah penelitian yang terkait (tsunami-related research).
2.9.1 Langkah-langkah mitigasinya:
1.      Menerbitkan peta wilayah rawan bencana.
2.      Memasang rambu-rambu peringatan bahaya dan larangandi wilayah rawan bencana.
3.      Mengembangkan sumber daya manusia satuan pelaksana.
4.      Mengadakan pelatihan penanggulangan bencana kepada masyarakat di wilayah rawan bencana.
5.      Mengadakan penyuluhan atas upaya peningkatan kewaspadaan masyarakat di wilayah rawan bencana.
6.      Menyiapkan tempat penampungan sementara di jalur-jalur evakuasi jika terjadi bencana.
7.      Memindahkan masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana ke tempat yang aman.
8.      Membuat banguna untuk mengurangi dampak bencana.
9.      Membentuk pos-pos siaga bencana,

2.9.2 Penerapan teknologi informasi terhadap tanda-tanda bencana alam:
1.      Radio komunikasi
Radio komunikasi adalah pilihan mutlak untuk komunikasi di tingkat lokal,terutama bagi satuan tugas pelaksana penaggulangn bencana alam dan penangana pengungsi. Alat ini minimal telah tersebar di seluruh wilayah rawan bencana.
2.      Telepon
Melalui telepon , semua pihak dapat berbagi informasi dan komunikasi dengan mudah karena hampir semua masyarakat mempunyai telepon
3.      Pengeras suara
Pengeras suara merupakan pilihan untuk mengkomunikasikan kondisi kerawanan bencana alam dalamcakupan wilayah yang sangat terbatas
4.      Kentongan
Kentongan adalah alat komunikasi tradisional yang cukup akrab dengan kehidupan masyarakat di berbagai pelosok dikawasa di Indonesia. Isi pesan yang disampaikan melalui tanda kentongan hendaknya singkat dan bermakna. Seperti bunyi kentongan yang berbeda memiliki arti yang berbeda juga.

 2.9.3        Menghindari Dampak Tsunami :
2       Sebelum terjadinya tsunami
1.                  Mengenali apa yang disebut tsunami.
2.                  Memastikan struktur dan letak rumah.
3.                  Jika tinggal atau berada di pantai, segera menjauhi pantai.
4.                  Jika terjadi getaran atau gempa bumi, segera menjauhi pantai.
5.                  Selalu sedia alat komunikasi.

Saat terjadi tsunami
1.                  Bila berada di dalam ruangan, segera keluar untuk menyelamatkan diri.
2.                   Berlari menjauhi pantai.
3.                   Berlari ke tempat yang aman atau tempat lebih tinggi.
    
          Sesudah terjadi tsunami
1.                   Periksa jika ada keluarga yang hilang ataupun yang terluka.
2.                   Minta pertolongan jika ada keluarga yang yang hilang atau terluka.
3.            Jangan berjalan di sekitar daerah tsunami atau pantai, karena kemungkinan terjadi bahaya susulan.


   2.10 WILAYAH YANG RAWAN TERJADI BENCANA TSUNAMI
   2.10.1 Wilayah Yang Rawan Terjadi Bencana Tsunami di Indonesia
Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengidentifikasikan wilayah-wilayah di Indonesia yang rawan tsunami. Sebanyak 19 wilayah. Berikut 19 wilayah di Indonesia yang rawan terjadinya gelombang tsunami:
1.      Aceh ( Pulau Simeulue, Pantai Barat Aceh [Lhok Nga, Calang, Meulaboh], Lhokseumawe).
2.      Sumatera Utara ( Pulau Nias, Pantai Barat Sumatera Utara [ Singkil, Sibolga ]).
3.      Sumatera Barat ( Kepulauan Mentawai, Pantai Barat Sumatera Barat ).
4.      Bengkulu ( Pulau Enggano, Pantai Barat Bengkulu ).
5.      Lampung dan Banten ( Pantai Selatan Lampung, Pantai Barat Banten ).
6.      Jawa Barat Tengah Bagian Selatan ( Pantai Selatan Jawa Barat – Tengah ).
7.      Jawa Timur Bagian Selatan ( Pantai Selatan Jawa Timur ).
8.      Bali ( Pantai Selatan Bali ).
9.      Nusa Tenggara Barat ( Pantai Selatan Lombok, Sumbawa, dan Pantai Utara Bima ).
10.  Nusa Tenggara Timur ( Pantai Utara Flores, Pulau Babi, Pantai Utara Pulau Timur dan Pantai Selatan Sumba ).
11.  Sulawesi Utara ( Manado, Bitung, Sangihe, dan Talaud ).
12.  Sulawesi Tengah – Palu ( Pulau Peleng, Banggai Kepulauan, Luwuk, Palu, Teluk Tomini, Tambu, Mupaga, Toli-toli, Donggala, dan Tojo ).
13.  Sulawesi Selatan ( Bulukumba, Tinambung, dan Majene ).
14.  Sulawesi Tenggara ( Pantai Kendari ).
15.  Maluku Utara ( Sanana, Ternate, Tidore, Halmahera, dan Pulau Obi ).
16.  Maluku Selatan ( Bandanaira, Pulau Seram, Pulau Buru, Pantai Talaga, Pulau Banda, Pulau Kai, dan Pulau Tual ).
17.  Papua Utara ( Yapen, Biak, Supiori, Oranbari, dan Ransiki ).
18.  Kalimantan Selatan Bagian Timur ( Langadai dan Loeri ).
19.  Sangata ( Daerah Sekuran ).


2.10.2 Wilayah Yang Rawan Terjadi Bencana Tsunami di Dunia
1.      Teluk Ise, Jepang (18 Januari 1586)
Gempa berkekuatan 8.2 SR di Teluk Ise, Jepang menyebabkan tsunami yang sangat dahsyat. Gelombang tsunami setinggi 6 meter tersebut menyapu bersih sejumlah kota yang terkena bencana ini. Kota Nagahama merupakan yang terparah, hampir setengah kota ini mengalami kerusakan yang sangat parah. Tsunami Teluk Ise menyebabkan lebih dari 8.000 orang meninggal dunia dan kerusakan materi dalam jumlah besar.

2.      Kepulauan Ryukyu, Jepang (24 April 1771)
Pada tanggal 24 April 1771, gempa berkekuatan 7.4 SR diyakini telah menyebabkan tsunami yang merusak sejumlah besar pulau-pulau di wilayah ini terutama Pulau Ishigaki dan Pulau Miyako. Dikatakan, tinggi gelombang tsunami yang menerjang Pulau Ishigaki yaitu 85,4 meter, tetapi beberapa pendapat lain mengatakan tinggi gelombang tsunami tersebut yaitu 11-15 meter. Tsunami ini menghancurkan kurang lebih 3.137 rumah dan menewaskan hampir 12.000 orang.

3.      Chili Utara (13 Agustus 1868)
Kejadian tsunami disebabkan oleh serangkaian dua gempa bumi yan signifikan, diperkirakan kekuatan gempa tersebut berkekuatan 8,5 SR, lepas pantai Arica, Peru (sekarang Chili). Tinggi gelombang dilaporkan mencapai 21 meter yang berlangsung antara dua dan tiga hari. Sebanyak 25.000 orang meninggal akibat tsunami ini dan menimbulkan kerusakan sebesar US$ 300 juta atau setara dengan Rp 3,4 triliun.

4.      Sanriku, Jepang (15 Juni 1896)
Tsunami terjadi setelah gempa berkekuatan 7,6 SR melanda pantai Sanriku, Jepang. Gelombang tsunami tersebut dilaporkan memiliki ketinggian hingga 38,2 meter. Akibatnya, 11.000 rumah rusak dan sekitar 22.000 orang meninggal dunia.
5.      Nankido, Jepang (28 Oktober 1707)
Gempa berkekuatan 8,4 SR menyebabkan gelombang tsunami setinggi 25 meter yang menerjang pantai Pasifik Kyushu, Shikoku dan Honshin. Sekitar 30.000 bangunan rusak di daerah yang terkena bencana dan diperkirakan 30.000 orang meninggal dunia.

6.      Laut Enshunada, Jepang (20 September 1498)
Kekuatan gempa diperkirakan setidaknya berkekuatan 8,3 SR dan menyebabkan gelombang tsunami di sepanjang pantai Kii, Mikawa, Surugu, Izu dan Sagami. Gelombang yang cukup kuat ini mampu memisahkan Danau Hamana dari laut. Diperkirakan 31.000 orang meninggal akibat tsunami ini.

7.      Krakatau, Indonesia (27 Agustus 1883)
Tsunami yang terjadi di Indonesia pada tanggal 27 Agustus 1883 berkaitan erat dengan letusan Gunung Krakatau. Suara ledakan letusan Krakatau terdengar hingga radius 5.000 kilometer. Letusan dahsyat tersebut menyebabkan gelombang tsunami setinggi 36 meter. Bahkan dilaporkan pantai Bombay di India mendadak surut. Bencana ini menewaskan sekitar 40.000 orang.

8.      Lisbon, Portugal (1 November 1755)
Sebuah gempa berkekuatan 8,5 SR menyebabkan serangkaian tiga gelombang besar yang menghantam kota-kota di sepanjang pantai barat Portugal dan Spanyol selatan. Dilaporkan tinggi gelombang tsunami ini mencapai 30 meter di beberapa tempat. Tsunami ini menewaskan sekitar 60.000 orang di Portugal, Maroko dan Spanyol.

9.      Pantai Timur Jepang ( 11 Maret 2011)
Tsunami dengan kecepatan 800 kilometer per jam dan tinggi gelombang yang mencapai 10 meter menyapu bersih pantai timur Jepang, dan menewaskan lebih dari 18.000 orang. Tsunami dipicu oleh gempa berkekuatan 9,0 SR yang berpusat di kedalaman 24,4 kilometer. Sekitar 452.000 orang direlokasi ke tempat penampunagn. Badan kepolisian Jepang mengatakan 7.197 orang tewas dan 10.905 orang dinyatakan hilang. Akibat bencana ini, Jepang mengalami kerugian sebesar US$ 235 miliar atau setara dengan Rp 2.600 triliun.

10.  Sumatra, Indonesia (26 Desember 2004)
Tsunami menerjang Aceh dan Kepulauan Nias pada tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini disebabkan oleh gempa berkekuatan 9,1 SR di Samudra Hindia. Selain Indonesia, tsunami juga menghantam Thailand, Sri Lanka, India, dan pesisir timur Afrika. Sekitar 300 ribu orang meninggal dan Aceh menjadi wilayah yang paling parah terkena dampak tsunami dahsyat ini dengan korban jiwa yang mencapai lebih dari 200 ribu jiwa.

  

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertical dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh  macam macam gangguan di dasar samudra. penyebab yang mengakibatkan terjadinya tsunami gempa bumi yang berpusat dibawah laut, letusan gunung berapi, Longsor bawah laut dan hambatan meteor laut. Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut.

3.2  Saran
     Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak ramai terutama bagi pembaca yang ingin menambah ilmu tentang Tsunami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kelebihan dan kekurangan komik sebagai media pembelajaran

Kelebihan dan kekurangan Komik Menurut Rohani (1997:21) Media komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dipahami,...